Rabu, 03 Juli 2013

JAGALAH LIDAHMU

JAGALAH LIDAHMU
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (Matius 12:36)Setiap kata sia-sia, apa sajakah itu? Sejak jaman dahulu, orang-orang bijak sadar bahwa lidah sangat berbahaya. Kalau kita melihat Amsal, ada banyak nasehat mengenai hal menjaga lidah ini.  
Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat (Amsal 10:31)
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan. (Amsal 12:18)
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata. (Amsal 12:19)
Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya. (Amsal 12:22)
Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. (Amsal 15:2)
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Amsal 18:21)
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; (Mazmur 34:13)
Kata-kata dusta bukan hanya pada saat seseorang berbohong, tapi dapat terjadi pada saat ia membicarakan tentang sesuatu atau seseorang yang kebenarannya tidak diketahui dengan pasti. bahasa populernya adalah: gosip. ya, tanpa sadar banyak orang suka bergosip. saat berkumpul bersama teman-teman, mengobrol, tanpa sadar banyak pembicaraan mengenai orang lain. si A begini, si B begitu, dan seterusnya. Jika informasi itu tidak benar, maka dapat dikategorikan sebagai dusta dan bahkan fitnah. dan berapa sering Anda turut memberi informasi yang sebenarnya anda tidak tahu pasti?
"Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan" (Yudas 1:14-16)
Menggerutu dan mengeluh tentang nasib ternyata masuk kategori orang fasik. Kita memang tidak seharusnya menggerutu karena kasih karunia yang telah kita terima sudah melebihi yang pantas kita terima. Kita diangkat jadi Anak Allah lho, Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang menyerahkan Putera Tunggalnya untuk menebus dosa kita supaya kita dikuduskan dan dapat hidup kekal di Surga. Jika sudah diberi yang terbaik masih menggerutu, lantas mau apa lagi?
"Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman." (1 Timotius 6:20-21)
Omongan kosong adalah kata sia-sia yang tidak berguna, bukan cuma perkataan yang jahat atau menipu atau umpatan atau dusta atau tidak bijaksana, tapi setiap kata yang tidak membangun sesama, setiap kata yang tidak berkenan kepada-Nya, setiap kata yang kita ucapkan tanpa dipikir, atau asal-asalan. Mengajarkan Firman Tuhan dengan tidak benar, itu juga sangat berbahaya.
Saudara terkasih, sejujurnya berapa sering Anda menggerutu, mengeluh atau bahkan mengumpat pada sesama? berapa sering Anda terpancing membicarakan perihal orang lain dan memberi komentar yang tidak berguna? "dia memang orangnya begitu", "sifat dasarnya memang jelek", "biar tahu rasa dia sekarang" dan seterusnya. Seringkali saat kita berbincang dengan teman tanpa sadar kita masuk ke dalam arus pembicaraan mereka, tanpa sadar, sering kita memberikan komentar yang asal cuap dan tidak berguna. Kita mungkin menganggap itu biasa, tapi ingatlah, Saudara, jika kata-kata yang Anda sampaikan tidak membuat lawan bicara Anda memperoleh sesuatu yang lebih baik, maka kata-kata Anda masuk kategori sia-sia. berusahalah bijak saat diminta untuk mengomentari seseorang, bila Anda tidak tahu yang sebenarnya, sebaiknya Anda tidak memberi komentar. Jangan asal bicara.   
"Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19)
Paling aman memang diam. pepatah kuno mengatakan bicara adalah perak tetapi diam adalah emas. belajar untuk diam adalah langkah awal yang baik.
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" (Yakobus 1:19)
 

Berpikirlah setiap kali Anda hendak bicara. pikirkanlah apakah kata-kata yang Anda ucapkan ada gunanya bagi orang lain? berguna untuk membangun, berguna untuk menghibur, berguna untuk memberi semangat, berguna untuk menguatkan iman, berguna untuk memberikan pengharapan, berguna untuk menyatakan kebenaran, berguna untuk mendamaikan, berguna bagi kemuliaan Allah? Jika Anda tidak yakin kata-kata Anda berguna, mungkin lebih baik Anda diam dulu.
"Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." (Yakobus 1:26)
Betapa berbahayanya lidah kita Saudara! sayang bukan bila ibadah kita menjadi sia-sia hanya karena kita tidak bisa mengekang lidah. Bagi orang yang pendiam, mungkin tidak ada masalah, namun bagi orang yang suka ngobrol, bersikap diam bisa menjadi kesulitan tersendiri, lagipula tidak selamanya kita hanya diam. Ada saatnya kita harus bicara.  
Diam adalah langkah awal yang paling aman, karena selanjutnya setelah Anda mampu mengekang lidah dengan baik, Anda harus menyuarakan iman Anda, menyuarakan hukum cinta kasih dalam setiap kata-kata Anda. Jika Anda selama ini adalah orang yang suka ngobrol kesana kemari tanpa arah pembicaraan yang jelas, bukan hal yang mudah untuk mengubah diri, tapi Anda harus berusaha untuk berubah jika Anda memang mau sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Seringlah membaca firman-Nya dan berdoalah agar Tuhan memberikan Anda lidah seorang murid yang senantiasa mewartakan kebenaran dan kasih, yang senantiasa mewartakan isi hati Tuhan.
 
"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang" (Kolose 4:6)
"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4)
Jika setiap kata yang Anda ucapkan berkenan kepada-Nya maka sungguh berbahagialah Anda. mintalah anugerah itu Saudara. jadilah gema-Nya di dunia ini. tinggalkan semua perkataan sia-sia yang hanya membuat ibadah Anda menjadi percuma. Ingat, setiap kata sia-sia yang Anda ucapkan harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar