JAGALAH LIDAHMU
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata
sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman." (Matius
12:36)Setiap kata sia-sia, apa sajakah itu? Sejak jaman dahulu, orang-orang
bijak sadar bahwa lidah sangat berbahaya. Kalau kita melihat Amsal, ada banyak
nasehat mengenai hal menjaga lidah ini.
Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi
lidah bercabang akan dikerat (Amsal 10:31)
Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman
pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan. (Amsal 12:18)
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk
selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata. (Amsal 12:19)
Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi
TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya. (Amsal 12:22)
Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi
mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. (Amsal 15:2)
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka
menggemakannya, akan memakan buahnya. (Amsal 18:21)
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu
terhadap ucapan-ucapan yang menipu; (Mazmur 34:13)
Kata-kata dusta
bukan hanya pada saat seseorang berbohong, tapi dapat terjadi pada saat ia
membicarakan tentang sesuatu atau seseorang yang kebenarannya tidak diketahui
dengan pasti. bahasa populernya adalah: gosip.
ya, tanpa sadar banyak orang suka bergosip. saat berkumpul bersama teman-teman,
mengobrol, tanpa sadar banyak pembicaraan mengenai orang lain. si A begini, si
B begitu, dan seterusnya. Jika informasi itu tidak benar, maka dapat
dikategorikan sebagai dusta dan bahkan fitnah. dan berapa sering Anda turut
memberi informasi yang sebenarnya anda tidak tahu pasti?
"Juga tentang
mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya:
"Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak
menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena
semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista,
yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." Mereka
itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup
menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan
yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan" (Yudas 1:14-16)
Menggerutu dan mengeluh
tentang nasib ternyata masuk kategori orang fasik. Kita memang tidak seharusnya
menggerutu karena kasih karunia yang telah kita terima sudah melebihi yang
pantas kita terima. Kita diangkat jadi Anak Allah lho, Allah yang menciptakan
langit dan bumi, yang menyerahkan Putera Tunggalnya untuk menebus dosa kita
supaya kita dikuduskan dan dapat hidup kekal di Surga. Jika sudah diberi yang
terbaik masih menggerutu, lantas mau apa lagi?
"Hindarilah
omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang
berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang
mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman." (1 Timotius 6:20-21)
Omongan kosong
adalah kata sia-sia yang tidak berguna, bukan cuma perkataan yang jahat atau
menipu atau umpatan atau dusta atau tidak bijaksana, tapi setiap kata yang
tidak membangun sesama, setiap kata yang tidak berkenan kepada-Nya, setiap kata
yang kita ucapkan tanpa dipikir, atau asal-asalan. Mengajarkan Firman Tuhan
dengan tidak benar, itu juga sangat berbahaya.
Saudara terkasih,
sejujurnya berapa sering Anda menggerutu, mengeluh atau bahkan mengumpat pada
sesama? berapa sering Anda terpancing membicarakan perihal orang lain dan
memberi komentar yang tidak berguna? "dia memang orangnya begitu",
"sifat dasarnya memang jelek", "biar tahu rasa dia
sekarang" dan seterusnya. Seringkali saat kita berbincang dengan teman
tanpa sadar kita masuk ke dalam arus pembicaraan mereka, tanpa sadar, sering
kita memberikan komentar yang asal cuap dan tidak berguna. Kita mungkin
menganggap itu biasa, tapi ingatlah, Saudara, jika kata-kata yang Anda
sampaikan tidak membuat lawan bicara Anda memperoleh sesuatu yang lebih baik,
maka kata-kata Anda masuk kategori sia-sia. berusahalah bijak saat diminta untuk
mengomentari seseorang, bila Anda tidak tahu yang sebenarnya, sebaiknya Anda
tidak memberi komentar. Jangan asal bicara.
"Di dalam
banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya,
berakal budi." (Amsal 10:19)
Paling aman memang
diam. pepatah kuno mengatakan bicara adalah perak tetapi diam adalah emas.
belajar untuk diam adalah langkah awal yang baik.
"Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat
untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk
marah;" (Yakobus 1:19)
Berpikirlah setiap
kali Anda hendak bicara. pikirkanlah apakah kata-kata yang Anda ucapkan ada
gunanya bagi orang lain? berguna untuk membangun, berguna untuk menghibur,
berguna untuk memberi semangat, berguna untuk menguatkan iman, berguna untuk
memberikan pengharapan, berguna untuk menyatakan kebenaran, berguna untuk
mendamaikan, berguna bagi kemuliaan Allah? Jika Anda tidak yakin kata-kata Anda
berguna, mungkin lebih baik Anda diam dulu.
"Jikalau ada
seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia
menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." (Yakobus 1:26)
Betapa berbahayanya
lidah kita Saudara! sayang bukan bila ibadah kita menjadi sia-sia hanya karena
kita tidak bisa mengekang lidah. Bagi orang yang pendiam, mungkin tidak ada
masalah, namun bagi orang yang suka ngobrol, bersikap diam bisa menjadi
kesulitan tersendiri, lagipula tidak selamanya kita hanya diam. Ada saatnya
kita harus bicara.
Diam adalah langkah
awal yang paling aman, karena selanjutnya setelah Anda mampu mengekang lidah
dengan baik, Anda harus menyuarakan iman Anda, menyuarakan hukum cinta kasih
dalam setiap kata-kata Anda. Jika Anda selama ini adalah orang yang suka
ngobrol kesana kemari tanpa arah pembicaraan yang jelas, bukan hal yang mudah
untuk mengubah diri, tapi Anda harus berusaha untuk berubah jika Anda memang
mau sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Seringlah membaca firman-Nya dan
berdoalah agar Tuhan memberikan Anda lidah seorang murid yang senantiasa
mewartakan kebenaran dan kasih, yang senantiasa mewartakan isi hati Tuhan.
"Hendaklah
kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu,
bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang" (Kolose 4:6)
"Tuhan ALLAH telah
memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat
memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam
pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4)
Jika setiap kata
yang Anda ucapkan berkenan kepada-Nya maka sungguh berbahagialah Anda. mintalah
anugerah itu Saudara. jadilah gema-Nya di dunia ini. tinggalkan semua perkataan
sia-sia yang hanya membuat ibadah Anda menjadi percuma. Ingat, setiap kata
sia-sia yang Anda ucapkan harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman
nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar